Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Winning People in Digital Era

How to win and influence people in digital era adalah buku yang dipilih untuk dibedah oleh Tazkia Qolbina (FKG 2018) pada tanggal 5 Oktober 2021. Tazkia menjelaskan bahwa ada tips-tips menjalin relasi di era digital. Pertama, tahan perasaan untuk ingin marah dan menjelekkan orang lain, terutama di media sosial. Kita tidak tahu kapan dia akan menjadi kolaborator terbaik di hidup kita suatu hari. Kedua, tunjukkan minat kepada orang lain, maka posisi kita akan tinggi di benaknya. Tersenyumlah, karena senyuman dapat memperkaya mereka yang menerimanya Berkuasalah dengan nama, ketika kita mengingat nama orang lain, maka mereka akan mengingat kita. Ketiga, hindari argumen. Perdebatan akan menyebabkan kita semakin merasa benar dan akhirnya akan membawa kita ke perselisihan. Keempat, awali dengan hal positif. Apresiasi terlebih dahulu apa yg perlu diapresiasi. Akui kekurangan anda. Dua tiara juga berkolaborasi untuk menyampaikan bagaimana cara untuk berelasi dengan publik dalam sesi BTS (Bersa...

First Times

Kembali lagi kini dengan situasi yang sama, daring. Sudah semester ke-4 Ksatiara merasakan dinamika Pembelajaran Jarak Jauh semenjak pandemi menghampiri di bulan Maret 2020. Rasanya tidak terlalu spesial lagi. Rasanya sudah ternormalisasi. Hari pertama perkuliahan memang agak mendebarkan. Tapi rasanya agak lebih ringan karena Ksatiara sudah terlebih dahulu berasrama di tengah liburan.  Awal bulan September dibuka dengan sebuah agenda bedah buku yang dibawakan oleh 2 Tiara. Dengan 2 judul yang menarik, Ksatiara dibuai dengan wawasan yang baru mengenai buku-buku tersebut. Safira (Kesehatan Masyarakat 2018) membawakan sebuah buku berjudul  Eat That Frog karya Brian Tracy. Buku ini sejatinya menyampaikan kepada pembaca bahwa katak sebenarnya adalah tugas yang paling besar atau paling penting namun mudah untuk ditunda yang harus segera “dimakan” atau dikerjakan. Tidak kalah heboh, judul buku lain yang dibawakan adalah Membaca Pikiran Setan. Ria (Ilmu Perpustakaan dan Informasi 2019...

Komunikasi Butuh Hati, Hati-hati!

Gambar
 Memoar oleh Bening Kalimasada A. K. (Teknik Lingkungan 2018) Masih teringat sangat saat dimana aku tiba-tiba merasa sulit untuk berkomunikasi. Ingin rasanya hanya memikirkan diri pribadi, mengisolasi diri, dan tidak mau berinteraksi sama sekali. Pikiran menumpuk dan membukit. Isi kepala seakan terus melilit. Semuanya terasa begitu sulit. Entah bagaimana perjalanannya, ketidakcakapan berkomunikasi ternyata masih terus aku alami. Ingin hidup di gua saja, hidup sendirian, tidak butuh gawai dan alat komunikasi lainnya. Komunikasi virtual pun masih sulit saja. Ingin menyalahkan pandemi, tapi apa gunanya menyalahkan hal yang mati. Menjadi keluarga RK di tengah pandemi adalah hal yang mudah-mudah-sulit. Bertemu dengan banyak orang hebat baru adalah hal yang ditunggu-tunggu. Tapi tunggu. Manusia berinteraksi dengan komunikasi. Dan tebak siapa yang paling cemas soal ini. Berasrama membuat aku belajar untuk kembali berani membuka diri, menumbuhkan sisi dependensi, dan menjadi makhlu...

Belajar dari Rasa Marah

Gambar
Memoar oleh Dian Insan Imani (Ilmu Perpustakaan dan Informasi 2019) Aku akan mengawali sharing kali ini dengan mengingat kembali salah satu film favoritku yakni Inside Out. Saat nonton film ini, kebanyakan dari kita ingat dengan pembawaan karakter joy si ceria atau sadness si murung. Mungkin beberapa dari kita tidak terlalu "notice" dengan disgust, fear, atau anger. Kalau kamu ga paham aku lagi ngomongin apa, wah kamu harus segera nonton sih film "inside out".Selain filmya sangat entartaining, jalan cerita yang dibawain juga relateable dengan kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia. Menonton film ini menurutku adalah langkah awal memahami dasar emosi dari manusia ; memahami apa yang kita rasakan, bagaimana emosi mempengaruhi keseharian kita, dan bagaimana pengalaman di masa lalu turut mempengaruhi perasaan kita. Mungkin selama ini kita tidak sadar emosi apa sih yang sedang dialami. Justru akan semakin parah kalau pengalaman emosi tadi hanya kita batasi sebat...

Tanggung Jawab atas Pilihan Kita

Gambar
Memoar oleh Dwi Sulistyorini (Ilmu Ekonomi 2018) “Setiap nafas baru yang Allah izinkan untuk kita ambil bukan hanya berkah, tapi tanggung jawab  dan amanah” - anonim  Menjadi bagian dari Rumah Kepemimpinan menjadi salah satu niat ku yang sudah  tertanam sejak awal masuk kuliah. Gagal terpilih pada pendaftaran di tahap seleksi terakhir, membuat ku sempat merefleksikan dan mengevaluasi diri alasan aku belum diizinkan menjadi  bagian dari RK. Salah satu pertanyaan yang ternyata muncul dari refleksi tersebut adalah  “Sebenernya, apa kamu udah bener-bener siap rin jadi peserta RK?” dan ternyata pertanyaan  yang ku ajukan pada diri ku sendiri, itu tidak bisa ku jawab. Dan sebenernya ku juga tidak tau  definisi “siap” menjadi bagian dari RK itu seperti apa.   Saat ku akhirnya diizinkan berada di dalam nya dan menyelami RK secara langsung,  ku menyadari bahwa kata “siap” menjadi bagian terpenting. Dan yang ku sadari, saat Allah swt  menempa...