Winning People in Digital Era
How to win and influence people in digital era adalah buku yang dipilih untuk dibedah oleh Tazkia Qolbina (FKG 2018) pada tanggal 5 Oktober 2021. Tazkia menjelaskan bahwa ada tips-tips menjalin relasi di era digital. Pertama, tahan perasaan untuk ingin marah dan menjelekkan orang lain, terutama di media sosial. Kita tidak tahu kapan dia akan menjadi kolaborator terbaik di hidup kita suatu hari. Kedua, tunjukkan minat kepada orang lain, maka posisi kita akan tinggi di benaknya. Tersenyumlah, karena senyuman dapat memperkaya mereka yang menerimanya Berkuasalah dengan nama, ketika kita mengingat nama orang lain, maka mereka akan mengingat kita. Ketiga, hindari argumen. Perdebatan akan menyebabkan kita semakin merasa benar dan akhirnya akan membawa kita ke perselisihan. Keempat, awali dengan hal positif. Apresiasi terlebih dahulu apa yg perlu diapresiasi. Akui kekurangan anda.
Dua tiara juga berkolaborasi untuk menyampaikan bagaimana cara untuk berelasi dengan publik dalam sesi BTS (Bersama Tiara Sharing) pada tanggal 12 Oktober 2021. Alya Fadhoil Hanifah (Ilmu Keperawatan 2018) menyampaikan kiat-kiat membuat linkedin lebih outstanding.Seperti yang kita ketahui bahwa linkedin merupakan salah satu platform untuk menjelaskan performa dan pencapaian kinerja/karir kita. Alya menjelaskan di akhir bahwa fokus untuk merencanakan linkedin menjadi lebih baik juga harus dibarengi dengan usaha kita untuk terus memperbaiki diri. Sedangkan, Izzatul Fitriyah (Ilmu Perpustakaan 2019) menyampaikan secara langsung tentang cara menyulam (embroidering). Dimulai dari rasa burnout nya selama ini, dia menemukan aktivitas ini sebagai bentuk healingnya. Dari Ria kita belajar bahwa menemukan dan melakukan hobi di tengah masa-masa kuliah/kerja hectic bisa menjadi sarana healing terbaik dan bermanfaat.
Dalam sesi KIK Nasional pada tanggal 16 Oktober 2021, ustadz Musholli menjelaskan mengenai praktik dalam mengimani ayat qauliyah dan kauniyah Allah. Dalam QS Al-Baqarah:282 dijelaskan mengenai salah satu bentuk praktiknya yaitu dengan melakukan pencatatan. Pencatatan mengenai aset maupun hutang menjadi hal yang penting, apalagi untuk lingkup suatu negara agar tidak ada orang yang mengambil hak orang lain dengan cara korupsi, dan sebagainya. Ayat qauliyah dan kauniyah adalah 2 hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Ayat qauliyah adalah ilmu Allah yang tertulis diturunkan langsung kepada Nabi Muhammad SAW (Al Quran) dan disebarkan kepada umat manusia, sedangkan ayat kauniyah adalah ilmu-Nya yang bisa dilihat langsung melalui alam semesta, sebagaimana Sir Isaac Newton saat mengamati apel yang jatuh dari pohonnya dan membuat teori gaya gravitasi. Sebagai seorang muslim yang hebat, kita perlu untuk mengintegrasikan keduanya (qauliyah dan kauniyah) dengan memahami Al-Quran dan science.
Dua Tiara juga berbagi lagi dalam sesi Berbagi Tiara Sharing (BTS), yaitu Nurul Azizah (Ilmu Fisika 2018) yang berbagi mengenai manfaat AI (Artificial Intelligence) dalam berbagai kehidupan, salah satunya dalam membuat games. Lalu, Bening Kalimasada (Teknik Lingkungan 2018) juga hadir membawakan sebuah isu yang patut diperhatikan bersama, yaitu fast fashion. Keduanya mewakili perempuan-perempuan pegiat teknologi dan lingkungan.
Pada tanggal 20 Oktober 2021, Ksatiara 10 sudah terbagi dalam berbagai cluster persiapan dunia pasca kampus, meliputi cluster akademisi, professional, entrepreneur, NGO, dan ASN. Kami juga sudah melakukan pengenalan dan jalin relasi dengan orang-orang yang expert di bidangnya. Kak Faisal Karim dari cluster akademisi menjelaskan bahwa yang terpenting kita memiliki mimpi terlebih dahulu, entah nanti mau jadi apa mari kita ikuti jalan cerita-Nya. Kak Habibi dari cluster professional menjelaskan bahwa yang terpenting untuk mempersiapkan masa depan adalah menemukan “soul” atau jiwa dalam segala profesi yang jadi impian dan akan kita jalankan. Kak Aqil Wirda dari cluster NGO menjelaskan bahwa NGO bisa menjadi jembatan untuk masuk ke sektor-sektor lainnya. Sektor ketiga ini terkait dengan sustainable development sehingga posisinya menjadi sangat penting. Kak Fauzan Fikri dari cluster professional menjelaskan bahwa kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Oleh karena itu, buatlah mimpi dengan begin with the end. Bagaimana pun posisi kita saat ini, tujuan akhir itu yang sebenarnya ingin kita tuju dan you do you (apapun yang mau dilakukan, maka lakukanlah dan bertanggung jawab lah untuk pilihan itu). Terakhir, kak Faisal Ramli dari cluster entrepreneur menjelaskan bahwa apapun profesi kita nanti, kita perlu punya mindset sebagai karyawannya Allah.
Pada tanggal 27 Oktober 2021, Robby Abdillah (Ilmu Ekonomi 2018) membedah buku berjudul “Banker to The Poor” yang menjelaskan mengenai seorang social entrepreneurship yaitu Muhammad Yunus. Terlahir di Chittagong, India pada tahun 1940 dalam kondisi yang miskin, patriarki, dan perang membuatnya belajar lebih banyak tentang kehidupan. Ia memiliki visi mengurangi kemiskinan dengan menyatakan “poverty doesn’t belong in civilized human society. It's a proper place in a museum.” Alya Fadhoil Hanifah (Ilmu Keperawatan 2018) membedah buku berjudul Syarah 10 Muwashafat. Buku ini menjelaskan 10 kepribadian muslim yang ideal, yaitu akidah yang lurus, ibadah yang benar, akhlak yang kokoh, wawasan yang luas, jasmani yang kuat, terjaga hawa nafsu, teratur urusannya, mandiri dalam penghasilan, pandai menjaga waktu, dan bermanfaat bagi orang lain.
Sudah bulan ke sepuluh. Semangat berasrama Ksatiara mungkin sedikit runtuh. Namun mereka tahu bahwa perjuangan mereka sudah separuh. Maka tinggal sedikit lagi mereka berhasil menjadi utuh.
Terimakasih Oktober dengan segala dinamikan per-RK annya:)
BalasHapus