Sabar, Tak Semua Pertanyaan Ada Jawabannya Sekarang

Memoar oleh Aisha Rizqi (Bisnis Islam 2018)


“Aku mau daftar beasiswa Rumah Kepemimpinan”, ucap seorang teman.  Hari itu merupakan kali pertamanya aku mendengar dua kata yang sangat asing di telingaku. Dua kata yang memiliki arti yang sangat luas namun secara bersamaan begitu hangat. Mungkin aku belum tahu banyak tentang tempat itu, tapi aku ingin menjadi bagian dari mereka. Saat itulah perjalananku bersama RK resmi dimulai. 

Namaku Aisha Rizqy Paramitha, seorang mahasiswi Bisnis Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia. Sejujurnya, jika kuingat kembali, di awal pembinaan RK dulu, seringkali berpikir bahwa aku tak akan lama bertahan disini. Entah karena merasa tidak pantas, tidak fit-in dengan standar yang RK punya, insecure, tidak sanggup menjalani pembinaan, dan masih banyak alasan lain yang kalau dijabarkan mungkin tak akan kunjung selesai. Ada masa semangat seperti naik ke atas histeria di Dufan, ada juga masa seperti kehilangan arah hidup bagaikan anak yang kehilangan ibunya di tengah kerumunan. 

Ketika membuat rencana hidup atau life plan, aku adalah salah satu orang yang kebingungan bahkan menangis karena tak pernah seumur hidupku merencanakan apapun terlebih untuk 40 tahun kedepan. Terkadang, kita melihat teman sebayaku yang sudah merencanakan hidupnya dengan matang, tahu apa yang mereka ingin lakukan di lima hingga sepuluh tahun kedepan selalu membuatku semakin mempertanyakan diriku sendiri. Aku sudah berada di semester tujuh alias di penghujung perkuliahanku, tetapi ketika ada yang bertanya aku ingin jadi apa, aku menjadi kelimpungan. 

Kebingunganku tak kunjung menghilang, rasa fear of missing out (FOMO) semakin menjadi-jadi. Hingga akhirnya aku bercerita kepada salah satu beneficiary dari RK, bang Obi, kira-kira seperti ini:

“Kok kayaknya semua orang udah tau ya mereka mau jadi apa, bang? Sedangkan Sasa sendiri melakukan banyak hal dari lomba, magang, dan banyak hal lainnya tapi nggak tau arah mau kemana”, tanyaku.

Beliau menghela nafas sambil tersenyum, lalu menjawab “Nggak semua pertanyaan harus ada jawabannya sekarang. Nggak harus untuk nentuin dari sekarang juga. Kamu, memang masih di umur untuk explore dan nyobain banyak hal baru. Semakin banyak hal yang kamu eksplor, semakin banyak "kartu" yang kamu punya. Jadi, jika suatu hari nanti kamu menghadapi situasi untuk mengambil pilihan, kamu bisa milih karena kamu punya banyak "kartu" bukan karena kamu nggak ada pilihan lain."

"Kalau kamu belum bisa nentuin dari sekarang, bukan berarti kamu nggak capable. Memang belum waktunya saja. Eksplor banyak hal, pelajari hal yang kamu suka, insya Allah, hari itu akan datang dan kamu bisa memilih dengan yakin.", tambah Bang Obi.

Kalimat-kalimat itu memenuhi hatiku dan membuatku merasa lega. Mungkin pertanyaanku belum terjawab saat ini, tetapi dengan selalu berdoa dan berusaha di jalan kebaikan, insya Allah suatu hari nanti akan terjawab dengan jawaban terbaik dari Allah SWT. Tak apa jika masih mencari-cari. Kita dan setiap orang di sekitar kita memiliki kecepatan, waktu, dan juga tujuan yang berbeda. Setiap kita lambat tapi pasti berjalan menuju suatu tempat yang kita tuju. Kita tak harus menjadi sama dengan orang lain, orang lain pun tak perlu menjadi sama dengan kita. Semua orang punya perannya masing-masing yang sudah ditulis dengan rapih oleh Yang Maha Pencipta. 

RK merupakan salah satu hadiah terindah dari Allah SWT berikan kepadaku. Mungkin bukan dalam bentuk materil, uang, ataupun prestise. Mendapatkan lingkungan yang selama ini aku cari dan dipertemukan dengan 59 saudara yang berproses, bersama dengan supervisorku, Kak Muti dan juga Beneficiaries dari RK di bawah langit yang sama. Mempunyai saudara yang bahkan tak pernah bertemu sebelumnya, tapi, kehadiran satu sama lain terasa begitu hangat. Mendukung satu sama lain, memberikan semangat, dan berusaha untuk mengingatkan untuk melakukan kebaikan. Aku bangga untuk bisa menjadi bagian dari mereka.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingat Kembali Betapa Akhirnya Kau Melakukan Sesuatu di Luar Batas

First Times

Tanggung Jawab atas Pilihan Kita