Ini Dia Definisi Semuanya Ada Hikmahnya!

Memoar oleh Andini Nabilah (Psikologi 2018)



Halo semuanya! Perkenalkan aku andini sebagai anak tiara yang mungkin dikenal cukup tidak jelas dan demenannya ketawa ketawa terus kali ya. Tapi disini aku mau cerita sedikit pengalaman yang mungkin sebenarnya udah pernah aku ceritakan dan mungkin banyak orang yang bosen sama cerita ini.Tapi gapapa, mari kita coba!

Semua ini dimulai dari keinginan aku untuk masuk UI. dan harus psikologi UI. gak tau alasan kuatnya banget apa. Tapi pokoknya dari tahun 2014 sampai 2018 tekad aku gak pernah berubah dan itu yang membuat aku akhirnya melakukan hal yang agak gila ini. Ini semua dimulai dari setelah kelulusan SMA dan pengumuman gak diterimanya aku di UI lewat jalur SNMPTN. Yakin banget tuh dulu keterima jalur SNM dengan segala kesombongan nikmat nilai yang Allah udah kasih selama 3 tahun sekolah. Tapi ternyata di sore hari pas lagi di kereta dan ujan deres, pengumuman aku gak keterima SNM tuh rasanya udah kayak di sinetron FTV yang patah hati karena ditinggal pacar. Yaudahlah, akhirnya aku memilih untuk lanjut les di NF yang motonya “maju bersama Allah itu” wwkwk. Dan dimana tempatnya? Tentunya bukan di NF sekolah ku yang di serang, tapi di NF akses UI yang ada di depok. Dan untuk informasi aja, rumahku itu di bogor kota dan pemberhentiannya itu stasiun terakhir di stasiun bogor. Yang berarti….. JAUH JUGA YA PERJALANAN SAYA HEI~

Apalagi waktu itu belum pandemi dan hiruk pikuk kereta pagi orang orang berangkat kerja ke jakarta super duper terasa. Ditambah hiruk pikuk orang orang pulang kerja dari Jakarta ke Bogor. Sampai sejauh ini sudah terlihat bukan betapa mualnya perjalanan ini?. Tapi yang menarik adalah, tentang alasan ku memilih di Akses UI. Dulu salah satu ustadzah aku pernah cerita, kalau apa apa itu di shalawatin aja. InsyaAllah akan dapat. Apapun itu. Akhirnya saran ini aku implementasikan sebagai sebuah aksi gila untuk bimbel di NF Akses UI yang setiap harinya aku akan lewatin stasiun UI dan secara tidak langsung ngelewatin fakultas psikologi. Sehingga akhirnya aku selalu shalawat setiap harinya. Tanpa jeda. Aku percaya kekuatan Allah itu segalanya. Aku percaya ‘kun fayakun’ itu nyata dan saat Allah udah berkata itu, no one can betray it. Akhirnya, perjuangan itu dimulai. Aku mulai menggunakan kereta dari jam 5.30, yang mana itu adalah kereta kedua dalam hari itu dan pulang jam 19.00 dari tempat bimbel. 

Sebagian orang bertanya kepadaku, “din kan bimbel nya cuman dari jam 13.00-16.00, kamu ngapain aja dari pagi?”. Dan betul saja kata mereka bahwa bimbel ku memang hanya berdurasi 4 jam. Akan tetapi aku memilih untuk mengikuti kelas tambahan yang diadakan dari jam 07.00-12.00 yang berjumlah 2 kali dan dari jam 16.30-18.30 yang juga berjumlah 2 kali, sehingga aku bisa mengikuti 5 kelas setiap harinya. Lelah? Sangat. Bahkan aku tidak sadar bahwa berta badanku berkudang 5 kilo hanya dalam waktu 3 minggu persiapan SBMPTN. Akan tetapi, entah mengapa semua hal itu aku lakukan secara sukarela tanpa terbebani oleh apapun. Disamping itu, awalnya memang sulit untuk bergaul dengan teman teman di bimbel yang notabenenya adalah teman teman ku sendiri di sekolah. Akan tetapi dikarenakan mereka semua laki- laki, sulit bagiku yang merupakan anak pesantren yang cukup jarang berinteraksi dengan mereka harus bisa berinteraksi seperti biasanya layaknya teman dekat. 

Ada kejadian cukup unik mengenai hal ini. Aku pernah menangis sesenggukan di pinggir kelas karena merasa sedih tidak diajak belajar bersama oleh teman teman ku. Padahal kupikir mereka melihatku saat aku masuk kedalam gedung bimbel. Alhasil perkiraan aku salah dan aku terlalu terburu buru memberikan kesimpulan. Salah satu teman ku datang dan bertanya saat aku menangis “Din, ngapain disini?”. Lalu dengan sambil sesenggukan aku menjawab “mau ikutan belajar jid, tapi takut…”. Hal ini lantas membuat temanku tertawa terbahak bahak karena melihat kelakuanku. Akan tetapi teman ku tetap mengajak ku bahkan memberikan aku tempat duduk yang jauh dengan laki laki. Padahal dia juga laki laki wkwkwk

Semenjak itu aku mulai berani untuk mengajak teman teman ku yang lain untuk belajar, akan tetapi yang paling berlangganan adalah teman ku yang tadi membantuku. Akhirnya kami pun selalu belajar bersama, bahkan untuk persiapan ujian mandiri. Lalu di suatu waktu aku mengatakan pada temanku “jid, kayaknya kita musti belajar di UI deh, kayaknya shalawat nya musti ditambah dengan kita kesana dan ke fakultas yang kita mau”. Temanku pun mengiyakan dan setiap hari setelah SBMPTN kami selalu ke UI, terkhusus ke fisip UI karena temanku ingin masuk ke jurusan hubungan internasional Universitas Indonesia. Alhamdulillah hal ini yang membuat aku semakin kuat dan yakin bahwa aku dan temanku bisa lolos di UI sebagai kampus pilihan kami. Hal ini jugalah yang membuatku berani melakukan hal yang cukup gila saat ujian SBMPTN, yaitu membawa jam dinding. 

Tentu kita semua tau bukan bahwa saat ujian SBMPTN kita tidak bisa membawa jam pribadi? Maka dari itu, aku yang terinspirasi oleh salah satu kaka tingkat di bimbel yang mengatakan bahwa untuk bisa bemanfaat untuk orang banyak, banyak sekali hal yang bisa dilakukan. Maka dari itu, kaka kelas itu coba membawa jam dinding untuk bisa memudahkan orang lain melihat waktu waktu yang tersisa. Dan dari situlah aku mencoba hal yang serupa dan ternyata memang hal tersebut sangat membantu teman teman yang lainnya. Dan semua ini syukur alhamdulillah memberikan happy ending bagiku dan teman teman ku di bimbel. Hampir semua teman temanku berhasil masuk UI bersama ku dan teman terdekat ku diterima di jurusan Sastra Inggris Universitas Padjajaran. Sampai saat ini, kami semua masih berusaha untuk menggapai mimpi kami masing masing di jalan dan jalur yang kami pilih selama kuliah dan juga pasca kuliah :)

Terima kasih banyak semuanya sudah membaca cerita ini!

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingat Kembali Betapa Akhirnya Kau Melakukan Sesuatu di Luar Batas

First Times

Tanggung Jawab atas Pilihan Kita